Jangan menyerah anakku, bahkan bila halangannya sebesar apapun. Teruslah berusaha, hingga akhirnya asamu akan kau temukan.
Bapak selalu bisa membangunkan asaku yang lelah. Dengan senyumannya, beliau menyuntikkan asanya padaku. Asaku tak sekuat asa kepunyaan bapak Mungkin waktu memberi asa yang lebih banyak kepada bapak, hingga beliau selalu memiliki cadangan asa untuk diberikan padaku. Ibarat kartu isi ulang begitlah asa bapak. Tak pernah habis. Selalu ada asa untukku, entah dalam keadaan terparah pun asa bapak masih ada untukku bagiku.
Hari ini aku berkata pada bapak, aku lelah pak. Aku lelah mengirim ratusan surat lamaran. Aku lelah menerima penolakan-penolakan dari mereka. Aku lelah harus menata kembali mentalku dari awal. Aku lelah harus mengejar asaku hinnga keujung jalan yang tak pasti . Aku lelah dan kupikir sesaat untuk memejamkan mataku. Menenangkan otak tumpulku dan menyejukkan kembali jiwaku.
Tapi kau hanya bilang, jangan menyerah anakku. Dengan tersenyum kau menatapku teduh. Tatapanmu melelehkan airmataku. Jikalau aku tak malu padamu bapak, aku kan menangis tersedu-sedu. Tapi maluku mengalahkanku dan aku hanya tersenyum getir membalas keteduhanmu.