Selasa, 03 Agustus 2010

aku tau

aku tau
rasaku ada karena kesepian
aku tau
rasaku berkembang
karena kesepian memupukku dengan subur
aku tau rasaku berbunga
bukan karena aku menyukaimu
seperti laki-laki menyukai perempuan
hanya saja rasaku ada
karena aku menyukaimu dan menunggumu
seperti bulan yang menunggu bintang
kala ia menjemput malam

jika

Jika hari ini aku menyesal
maka sesalku takkan berarti
jika kemarin aku menyesal
maka sesalku hanya akan menjadi sebatas memori tak terbantahkan
jika esok akupun menyesal
maka takkan ada yang bisa diharaplan
tau apa yang membuatku pening. Bagaimana aku harus memikirkan betapa sayangnya aku meninggalkan pekerjaan itu. Bagaimana  nantinya  takkan kudapatkan kembali suasana pekerjaan begitu yang ku inginkan dan betapa menyebalkannnya harus memutar kembali rasa sayang itu. Bukankah menyebalkan. Jadi haruskah aku yang disalahkan karena melepas apa yang sebenarnya ingin kudapatkan.

Minggu, 11 Juli 2010

GO FOR UR HOPE

memori untuk deni

jikalau boleh meminta, aku ingin meminta untuk bertemu denganmu lagi. Mengatakan apa yang ingin kukatakan dan tersenyum puas padamu sama seperti saat kau selalu tersenyum padaku di hari-hari terberatku

 Tak butuh waktu lama untuk mengingat wajahmu.Apalagi senyumanmu selalu tersirat saat tanpa sengaja ku menatapmu. Senyuman itu tak pernah sekalipun beranjak dari wajah konyolmu. Itulah mengapa aku langsung tertarik padamu. Bahkan di saat pertama aku melihatmu. 
Kau tau, aku selalu mencarimu jikalau aku tak melihatmu berdiri di pojok ruangan itu. aku mencarimu dan mataku takkan lepas mencarimu hingga kumenemukanmu walau hanya berupa suaramu. dan suaramu itu mampu mengembangkan  senyumku seperti mawar yang yang mekar dikala hujan menyapanya. Setelah itu aku akan tenang melanjutkan pekerjaanku. Jika tiba waktunya pulang aku akan kembali mencarimu. Menatap senyummu yang menyejukkanku Setelah itu dengan riang ku akan pulang kerumah membawa segumpal senyuman darimu. Kan ku bawa kembali gumpalan senyuman itu esok harinya saat beban kerja menghimpitku. Kan kugunakan gumpalan itu untuk menyangga ragaku hingga tak kurasakan betapa sesaknya pekerjaanku karena senyuman darimu. Namun saat itu aku belum mengenal dirimu lebih dalam. Aku hanya mengenal senyummu.Hingga suatu hari kau mendekatiku, menyapaku kemudian memperkenalkan dirimu.Deni....De...e...en...i.. Deni, yah itulah namamu.Pada akhirnya aku tak hanya akan mengingat senyummu tapi juga namamu. Nama yang suatu hari nanti akan kurindukan.
 Setelah perkenalan  itu, aku dan kau mulai mencair Kitapun tak hanya saling menatap dan tersenyum, tapi kita mulai berbicara lepas dan tertawa. Tawaku tak pernah mau beranjak saat berbicara denganmu. Tawa itu tawa karenamu. Tawa itulah yang akan kuperlukan untuk menepis kepenatanku. Tawa yang kubutuhkan untuk mengusir ketakutan dan amarahku. Tawa yang pada akhirnya harus kusimpan karena kehilanganmu.
Kau masih ingat den, memoar tahun baru kita. Tahun baru yang kita rayakan bersama. Aku, kau, mbak dede dan dua teman setiamu, Pak Sephi dan Pak Jef satpam kantor kita.Bersama mereka kita habiskan tahun baru dengan sebungkus martabak dan lima gelas teh hangat.Aku ingat saat itu kau hanya mengenakan sepasang sandal butut, kaos oblong dan celana pendek selutut. Dengan gaya santaimu kau mulai mengibur kami, tepatnya aku. Dengan canda dan tawamu kau meriahkan tahun baruku, tahun baru yang biasanya hanya kuhabiskan dengan menonton acara tivi. Tapi tidak untuk tahun baru kali ini. Tahun baru sederhana dengan ingatan memoar yang kuat. Tahun baru yang takkan pernah ku lupakan, karena hanya itulah memoar yang kau tinggalkan untukku. Malam itu aku benar-benar puas bersama denganmu. Menghabiskan malam dengan berbicara banyak hal sambil menatap senyummu Senyum yang  tak kutau kapan  akan kembali kutemukan. 

.

Rabu, 07 Juli 2010

Asa untuk Bapak


Jangan menyerah anakku, bahkan bila halangannya sebesar apapun. Teruslah berusaha, hingga akhirnya asamu akan kau temukan.

Bapak selalu bisa membangunkan asaku yang  lelah. Dengan senyumannya, beliau menyuntikkan asanya padaku. Asaku tak sekuat asa kepunyaan bapak Mungkin waktu memberi asa yang lebih banyak kepada bapak, hingga beliau selalu memiliki cadangan asa untuk diberikan padaku. Ibarat kartu isi ulang begitlah asa bapak. Tak pernah habis. Selalu ada asa untukku, entah dalam keadaan terparah pun asa bapak masih ada untukku bagiku.
Hari ini aku berkata pada bapak, aku lelah pak. Aku lelah mengirim ratusan surat lamaran. Aku lelah menerima  penolakan-penolakan dari mereka. Aku lelah harus menata kembali mentalku dari awal. Aku lelah harus mengejar asaku hinnga keujung jalan yang tak pasti . Aku lelah dan kupikir sesaat untuk memejamkan mataku. Menenangkan otak tumpulku dan menyejukkan kembali jiwaku.
Tapi kau hanya bilang, jangan menyerah anakku. Dengan tersenyum kau menatapku teduh. Tatapanmu melelehkan airmataku. Jikalau aku tak malu padamu bapak, aku kan menangis tersedu-sedu. Tapi maluku mengalahkanku dan aku hanya tersenyum getir membalas keteduhanmu. 

Juli satu tahun yang lalu membuatku menangis. Juli dua tahun yang lalu membuatku bersedih. Juli tiga tahun yang lalu membuatku merindu. Juli empat tahun yang lalu membuatku mengingat. Juli lima tahun yang lalu membuatku tersenyum

Tak ada yang bisa kulakukan saat aku menatapmu. Tak ada yang bisa kulakukan saat aku dengan lirih mendengar riangnya suaramu. Tak ada, karena  tlah ku nikmati perkenalanku denganmu. Karena tlah kunikmati detik demi detik waktu yang mengajakku kembali pada masa lalu. Kau mengingatkanku pada masa laluku. Masa lalu yang sebenarnya tak ingin ku bentangkan di masa kini. Masa lalu yang ingin kusimpan rapat dalam lemari memoriku. Masa lalu yang tak ingin kulupakan sekaligus ku ingat. Tapi kau begitu berani membangunkan masa laluku. Tapi kurasa bukan kau, akulah yang melakukannya. Akulah yang membuat memori itu kembali datang di hadapanku tanpa sengaja saat ku menatapmu.
Kau tau,

see me

Mengenai Saya

Foto saya
konyol, oneng, seneng ketawa tp sebenernya ordinary person yg pengen merasakan hal hal yang extra ordinary